Selasa, 02 Oktober 2012

De Javu

Kertas putih itu kini telah menjadi kelam dan buram
Bertaburan bercak dan noda pena yang tak tahu maksudnya
Semuanya telah berubah, tak ada satu pun yang abadi
Semuanya pun telah terjadi, rasanya seperti Deja Vu
Bingung, itulah yang kini dirasakan dalam lubuk hati
Seperti telah dialami sebelumnya, kejadian yang menyakitkan itu dalam mimpi atau pun sekedar khayalan dan angan-angan
Akhirnya, ku putuskan mencorat – coret kertas putih nan suci itu dengan maksud agar tak bosan dan tak jenuh dipandang
Aku ingin menjadikan kertas itu sebagai karya seni yang tak ternilai dengan materi
Tapi, bukanlah keindahan yang ku dapat melainkan keanehan yang ku rasakan pada kertas baru itu
Coretan yang tak perlu pun menghiasi dan mendominasi kertas putih itu
Mengapa semuanya menjadi seperti ini?
Aku mengalami paramnesia yang tak nyaman untuk dinikmati
Kini apa yang ada dalam mimpi burukku terjadi di kehidupan nyata
Sekarang apa yang telah menghiasi lamunan kesendirianku benar – benar adanya
Orang tuaku tak sedikit pun memperdulikan dan mengerti keadaanku yang sebenarnya
Orang yang aku anggap sebagai sahabat, ternyata dia hanyalah seorang manusia lemah yang tak bisa menerima kekurangan sahabatnya
Bahkan, orang yang sangat aku cintai telah pergi entah kemana tanpa memberikan isyarat padaku
Memang, rasanya seperti tidak adil bagiku
Aku suka kejutan, itu semua sama sekali bukan kejutan
Tapi pada akhirnya aku sadar bahwa tak sedikit pun yang tuhan berikan padaku itu salah
Itulah yang terbaik bagiku dan bagi semua
Kini aku menjadi seorang yang selalu mempersiapkan diri sebelum menghadapi hari-hari
Kini aku menjadi seorang yang selalu berhati-hati dalam menjalani kehidupan dunia yang bersifat surgawi
Aku rasa inilah diriku, aku bahagia dengan semua ini
Deja Vu?
Ya, aku menjadi lebih tahu sesuatu dari sebelumnya.


By:Wilda Ayu Ariska

Tidak ada komentar:

Posting Komentar