Tanaman obat keluarga
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tanaman
obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat
sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang
tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi
keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun
tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada
masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga
(TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal
sekalipun dilakukan secara individual. Setiap
keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya,
sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.
Sejarah
Tanaman
obat dari Cina.
Mesir kuno
Pada
zaman Mesir kuno (Tahun 2500
Sebelum Masehi), para budak diberi ransum bawang untuk membantu menghilangkan banyak
penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu.[ Sejak
itulah catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya
telah dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuno. Sejumlah besar resep penggunaan produk
tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan
diagnosanya tercantum dalam (Papyrus
Ehers). Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan
mempraktekkan pengobatan herbal.
Yunani kuno
Bangsa
Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat
yaitu Hyppocrates (Tahun 466
Sebelum Masehi),Theophrastus (Tahun 372
Sebelum Masehi) dan Pedanios Dioscorides (Tahun 100
Sebelum Masehi) membuat
himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica.[ Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal. Mereka
menemukan berbagai tanaman obat baru, seperti rosemary dan lavender pada saat mengadakan perjalanan ke
berbagai daratan lain.[
Cina
Tanaman
obat di Cina berlangsung sekitar 3.000 tahun yang
lalu, ketika muncul penyembuhan kerapuhan tulang oleh dukun Wu. Pada
waktu itu, penyakit ini diyakini disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga
menurut dukun Wu diperlukan obat dari tanaman untuk mengusir kekuatan jahat itu. Bahkan, bahan penyembuhan tertua dalam
sejarah telah ditemukan di China ,
di mana makam seorang bangsawan Han ditemukan untuk menyimpan data medis
yang ditulis pada gulungan sutra. Gulungan sutra berisi daftar 247
tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam menyembuhkan penyakit.
Inggris
Di Inggris,
penggunaan tanaman obat dikembangkan bersamaan dengan didirikannya biara-biara
di seluruh negeri. Setiap biara memiliki tamanan obat masing-masing
yang digunakan untuk merawat para pendeta maupun para penduduk setempat. Pada
beberapa daerah, khususnya Wales dan Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik menggunakan obat-obatan dalam perayaan agama dan ritual mereka. Pengetahuan tanaman obat semakin
berkembang dengan terciptanya mesin cetak pada abad ke 15, sehingga penulisan mengenai Tanaman-Tanaman Obat dapat dilakukan.
Sekitar tahun 1630, John
Parkinson dari London menulis mengenai tanaman obat dari
berbagai tanaman. Nicholas Culpepper ( 1616-1654 ) dengan karyanya yang paling terkenal
yaitu The Complete Herbal and
English Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649. Pada tahun 1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya menyediakan
berbagai tanaman obat dan berdaganglintah. Sejak
saat itu banyak sekali pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang
tanaman obat dapat ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia,
dan Amerika, sehingga Potter terdorong untuk menulis kembali
bukunya Potter’s Encyclopaedia
of Botanical Drug and Preparatians, yang sampai saat inipun masih
diterbitkan. Tahun 1864, National Association of Medical
Herbalists didirikan dengan
tujuan mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan secara tradisional,
serta mempertahankan standar-standar praktek pengobatan.
Indonesia
Di
Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung
ribuan tahun yang lalu. Pada
pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan
dalam bukunya De Indiae
Untriusquere Naturali et Medica. Meskipun
hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar
dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan
tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan
yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya
penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin
berkembang.
Pemanfaatan Tanaman Obat (TOGA)
Pada
bagian tanaman seperti yang tercantum di bawah ini dapat dimanfaatkan sebagai
obat. Bagian tanaman terdiri dari bagian daun, kulit batang, buah, biji, bahkan
pada bagian akarnya.
Daun
No.
|
Nama Tanaman
|
Khasiat dan Manfaat
|
1.
|
Daun dewa (Gynura
Segetum)
|
Mengobati muntah darah
dan payudara bengkak
|
2.
|
Mengobati tekanan darah tinggi
|
|
3.
|
Mengobati tekanan
darah tinggi
|
|
4.
|
Mengobati panas dalam
dan demam
|
|
5.
|
Daun bayam duri
|
Mengobati kurang darah
|
6.
|
Mengobati insomnia
|
|
7.
|
Saga (Abrus precatorius)
|
Mengobati batuk dan
sariawan
|
8.
|
Pacar cina (Aglaiae
ordorota Lour)
|
Mengobati penyakit gonorrhoe (penyakit kelamin)
|
9.
|
Landep (Barleriae prionitis L.)
|
Mengobati rematik
|
10.
|
Miana (Coleus atropurpureus Bentham)
|
Mengobati wasir
|
11.
|
Pepaya (Carica papaya L.)
|
Mengobati demam dan disentri
|
12.
|
Jintan (Trachyspermum roxburghianum syn. Carum roxburghianum)
|
Mengobati batuk,
mules, dan sariawan
|
13.
|
Pegagan (Cantella asiatica Urban)
|
Mengobati sariawan dan
bersifat astringensia (mampu membasmi bakteri)
|
14.
|
Blustru (Luffa cylindrice Roem)
|
Bersifat diuretik
(peluruh air seni)
|
15.
|
Kemuning (Murrayae paniculata Jack)
|
Mengobati penyakit
gonorrhoe
|
16.
|
Murbei (Morus indica Rumph)
|
Bersifat diuretik
|
17.
|
Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth)
|
Bersifat diuretik
|
18.
|
Sirih (Chavica betle L.)
|
Mengobati batuk, antiseptika (membunuh mikroorganisme berbahaya),
dan obat kumur
|
19.
|
Randu (Ceiba pentandra Gaerth)
|
Sebagai obat mencret
dan kumur
|
20.
|
Salam (Eugenia polyantha Wight)
|
Bersifat astringensia
|
21.
|
Jambu biji (Psidium
guajava L.)
|
Mengobati mencret
|
22.
|
Sukun (Arthocarpus communis)
|
Mengobati ginjal,
jantung, liver, sakit gigi,pencernaan, menurunkan kolesterol, asam urat[rujukan?]
|
Batang
No.
|
Nama Tanaman
|
Khasiat dan Manfaat
|
1.
|
Kayu manis (Cinnamomum
burmanii)
|
|
2.
|
Dadap ayam (Erythrina varigata
Linn.Var.orientalis)
|
Mengobati asma
|
3.
|
Pulasari (Alyxia stellata Roem)
|
Obat perut kembung
|
4.
|
Brotawali (Tonospora rumphii Boerl)
|
Mengobati demam, sakit
kuning, obat cacingan, kudis,
dan diabetes
|
5.
|
Kemukus (Piper cubeba L.)
|
Obat radang selaput
lendir saluran kemih
|
6.
|
Jeruk nipis (Citrus
aurantifolia)
|
Sebagai antiseptik,
sehingga dapat dipakai sebagai obat kumur
|
7.
|
Delima (Punice granatum L.)
|
Sebagai anti cacing pita (obat
antelmentika)
|
Buah
No.
|
Nama Tanaman
|
Khasiat dan Manfaat
|
1.
|
Jeruk nipis (Citrus
aurantifolia)
|
Mengobati penyakit demam, batuk
kronis, kurang
darah, menghentikan kebiasaan merokok,
menghilangkan bau badan, menyegarkan tubuh,
dan memperlancar buang air kecil
|
2.
|
Cabai merah (Capsicum
annuum L.)
|
Obat gosok untuk
penyakit rematik dan masuk angin
|
3.
|
Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)
|
Mengobati penyakit
batuk, melegakan napas, dan mencairkan dahak
|
4.
|
Mengkudu (Morinda citrifolia)
|
|
5.
|
Kemukus (Piper cubeba L.)
|
Obat radang selaput
lendir saluran kemih
|
6.
|
Obat antikembung
|
Biji
No.
|
Nama Tanaman
|
Khasiat dan Manfaat
|
1.
|
Kecubung (Datura metel)
|
|
2.
|
Kapur barus (Dryobalanops
aromatica Gaertn.)
|
Mengobati gangguan pencernaan
|
3.
|
Pinang (Areca catecha L.)
|
Tepung biji pinang
berkhasiat sebagai obat antelmentika, terutama terhadap cacing pita
|
4.
|
Kedawung (Parkia biglobosa Bentham)
|
Sebagai bahan obat
sakit perut, mulas, diare, dan bersifat astringensia
|
5.
|
Pala (Myristica)
|
Mengatasi perut
kembung, sebagai stimulansia setempat terhadap saluran pencernaan, bahan obat
pembius, menyebabkan rasa kantuk, dan memperlambat pernapasan
|
6.
|
Jamblang (Eugenia cumini Merr)
|
Sebagai bahan obat
untuk menyembuhkan penyakit kencing manis (diabetes)
|
Akar
No.
|
Nama Tanaman
|
Khasiat dan Manfaat
|
1.
|
Pepaya (Carica papaya L.)
|
Obat cacing
|
2.
|
Aren (Arenga pinnata Merril)
|
Obat diuretik
|
3.
|
Pule pandak (Rauwolfia
serpentina Benth)
|
Obat antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik,
seperti tekanan darah tinggi
|
Umbi atau rimpang
No.
|
Nama Tanaman
|
Khasiat dan Manfaat
|
1.
|
Bangle (Zingiber purpureum Roxb.)
|
Mengobati sakit kepala,
susah buang air besar, nyeri pada perut, sakit kuning, perut kembung, dan
melangsingkan tubuh
|
2.
|
Jahe (Zingiber officinale Rosc.)
|
|
3.
|
Kencur (Kaempferia galanga L.)
|
Mengobati sakit
kepala, obat batuk, melancarkan keringat, dan mengeluarkan dahak
|
4.
|
Kunyit (Curcuma domestica Val.)
|
Mengobati diare, masuk
angin, hepatitis, dan kejang-kejang
|
5.
|
Lempuyang (Zingiber
zerumbet)
|
Obat pelangsing,
penambah nafsu makan, disentri, dan diare
|
6.
|
Lengkuas (Languas galanga L.Stunzt)
|
Mengobati panu,
serta bersifat antifungi dan anti bakteri
|
7.
|
Temu giring (Curcuma
heynaena Val.)
|
Obat anti cacing,
sakit perut, dan melangsingkan tubuh
|
8.
|
Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.)
|
|
9.
|
Temu hitam (Curcuma
aeroginosa Roxb.)
|
obat anti cacing,
mencegah kelesuan, dan memperlancar peredaran darah
|
10.
|
Alang-alang (Imperata
cylindrica Beav.)
|
Obat untuk
memperlancar air seni (diuretik
|
Gambar
Berbagai Jenis Tanaman Obat Tradisional
Daun sirih
Kayu manis
Buah mengkudu
Biji pinang
Akar pohon aren
Temulawak
Daun pepaya
Pohon delima
Faktor peningkatan penggunaan tanaman obat
1. Pada umumnya, harga obat–obatan
buatan pabrik yang sangat mahal, sehingga masyarakat mencari
alternatif pengobatan yang lebih murah.
2. Efek samping yang ditimbulkan oleh
obat tradisional sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik.
3. Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat
tradisional sebenarnya menjadi dasar pengobatan kedokteran modern.
Artinya, pembuatan obat–obatan pabrik menggunakan rumuskimia yang telah disentetis dari kandungan
bahan alami ramuan tradisional.
Perawatan tanaman obat
Tanaman
yang dipelihara di pekarangan rumah tidak memerlukan perawatan khusus, baik
sebagai bumbu dapur atau bahan obat. Perlakuan
khusus dalam budi daya tanaman obat dilakukan dalam skala
usaha, dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang optimum. Kegiatan pemupukan dan pengandalian hama penyakit tanaman
perlu dilakukan. Kegiatan ini
sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang terkandung dalam
pupuk atau pestisida. Pemakaian bahan kimiawi dapat
mencemari lingkungan, baik tanah maupun air, dan yang paling berbahaya
residu yang dihasilkan akan terakumulasi dalam produk tanaman yang dihasilkan. Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem
budi daya yang tidak tergantung pada bahan-bahan kimia. Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian organik. Dalam
budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk
menambah unsur hara mineral yang dibutuhkan tanaman. Pupuk organik yang digunakan di
antaranya adalah pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur,
dan serasah daun. Selain itu, sebagai bahan pengendalihama penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan
pestisida alami yang terdapat di sekitar rumah, seperti tanaman babadotan (Ageratum conyzoides), sirsak, lantana,
dan daun tembakau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar